Kuntilanak, makhluk gaib yang menghantui malam, telah lama menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Dipercayai sebagai roh perempuan yang meninggal tragis, kuntilanak memancarkan aura mistis yang menakutkan. Namun, di balik ketakutan yang tercipta, seperti dilansir dari Dark Ice di Facebook, ada kisah unik yang berasal dari Facebook yang dibagikan ceritanya oleh Aditya. Mari kita ikuti ceritanya lebih lanjut.
Aku berani bersaksi bahwa hal yang akan kuceritakan berikut ini benar-benar terjadi beberapa hari lalu kepadaku. Walau bukan merupakan pengalaman terseram dalam hidupku, tapi aku masih belum bisa melupakannya.
Beberapa hari lalu, salah satu grup musik favoritku, (G)I-DLE merilis sebuah lagu berjudul Super Lady. Lagunya terdengar sangat enak di telingaku, jadi aku terus memutarnya hingga hari ini. Bahkan aku masih mendengarkannya saat menulis cerita ini.
Lagu tersebut terngiang-ngiang di telingaku hingga aku terus menyanyikannya sambil melakukan berbagai aktivitas, termasuk saat mengendarai sepeda motor menuju tempat kerjaku. Sebagai informasi, rumahku dekat dengan deretan pabrik kosong yang telah ditinggalkan sejak krisis 98. Sudah ada banyak sekali cerita seram yang menyelimuti kawasan itu.
Mulai dari tukang ojek yang penumpangnya terbang ke atas pohon saat melewati kawasan ini, tukang donat yang diborong karyawan gaib dan lain sebagainya. Tapi mau tidak mau aku harus tetap melewati jalan kawasan itu karena itu satu-satunya jalan menuju rumahku.
Hari Kamis, tanggal 1 Februari 2024, sekitar pukul 05.00 WIB aku berangkat kerja menggunakan sepeda motorku. Aku dijadwalkan masuk kerja pukul 06.00 pada hari itu dan aku memang termasuk orang yang sangat ontime.
Jalanan kawasan ini sudah sangat hancur dan penuh lubang di mana-mana. Apalagi pada malam hari itu terjadi hujan, sehingga ada banyak genangan air, jadi aku mengendarai sepeda motorku pelan-pelan sambil bersenandung. Tak ada lampu di sisi jalan, aku hanya ditemani cahaya dari lampu motorku yang agak redup. Belum lagi kondisi pengelihatanku yang sedikit bermasalah, membuatku semakin berhati-hati.
Aku menyenandungkan lagu Super Lady tadi cukup keras untuk memb*nuh sepi. Jujur, walau aku adalah seorang admin halaman horor, aku termasuk orang penakut.
“Follow, Ladies. Onward, ladies,” senandungku di tengah kegelapan.
Tiba-tiba aku merasakan jok bagian belakang motorku mulai berat, seperti ada orang yang menaikinya. Tapi saat aku melihat ke arah spion, tak ada siapa-siapa. Mungkin hanya perasaanku saja, batinku pada saat itu. Aku pun melanjutkan perjalanan menuju jalanan yang lebih ramai.
Beberapa detik setelah melewati kawasan angker tadi, hidungku mulai mencium bau yang sangat busuk. Bau bangkai terbusuk yang pernah aku cium. Awalnya aku mengira bahwa itu hanyalah bau bangkai tikus yang m*ti di pinggir jalan atau terlindas mobil, tapi setelah 100 meter, 500 meter, hingga berganti kilometer pun bau tersebut tidak hilang-hilang juga.
Aku melepas maskerku, takut jika bau tersebut berasal dari mulutku yang terlalu dekat dengan hidung, tapi ternyata bau itu malah semakin menyengat. Jelas bau itu bukan berasal dari mulutku. Ditambah aku adalah orang yang sangat peduli dengan keharuman mulut, bahkan saat itu aku sedang mengemut permen k*** agar menjaga napasku tetap segar.
Bau bajuku? Aku bekerja di perusahaan yang mewajibkan karyawannya untuk memakai deodorant dan parfum agar tetap segar sepanjang hari. Jadi bau itu tak mungkin berasal dari tubuhku.
Bulu kudukku lalu merinding, teringat kejadian janggal sebelumnya. Otakku berpikir negatif, mungkin ada makhluk tak kasat mata yang menumpang di belakangku. Apa mungkin karena ucapan “Follow, ladies”-ku? Jadi makhluk halus yang pasti seorang ‘ladies’ itu mengikutiku? Tapi masa sih makhluk halus sudah menguasai bahasa asing? Aku lalu mulai berdoa dan berangsur-angsur bau itu pun menghilang.
Walau aku tak tahu apakah pada saat itu aku benar-benar mengalami kejadian mistis, tapi hal tersebut tetap menjadi kesan yang tak bisa kulupakan hingga saat ini.
Story by: Aditya Prax
Source: Dark Ice