Semalam, Ayla menghubungi Sahara. Ya, dia adalah teman dekatnya. Ayla mengajak Sahara ke sebuah tempat yang sedang viral, tempat yang katanya akan memberikan pengalaman tak terlupakan: rumah hantu.
“Apakah benar ini tempatnya, Ayla?” tanya Sahara.
“Ya, ini rumah hantunya. Di ponsel, lokasinya memang di sini. Tapi… aku juga ragu sih,” jawab Ayla.
Mereka berdua lalu mencoba mencari penjual tiket. Terlihat seorang pria duduk di kursi goyang, mengenakan jaket yang menutupi wajahnya. Dengan santai, pria itu memberikan tiket kepada mereka berdua, lalu berkata:
“Perhatikan sekelilingmu, jangan terburu-buru. Langkahmu menentukan nasibmu.”
“M-maaf, maksudnya apa ya?” tanya Ayla penasaran.
Pria itu hanya diam, melanjutkan duduk santainya. Tanpa mau membuang waktu, mereka pun masuk, meninggalkan pria tadi.
“Besar juga tempat ini ya… Tapi, kenapa rumah hantu ini terlihat seperti rumah biasa? Dan lampunya menyala semua?” Sahara bertanya pada Ayla.
“Iya, kok aneh ya?” sahut Ayla.
Mereka terus berjalan masuk, berharap bertemu cosplayer hantu seram di setiap sudut, namun yang ada hanya lorong dan ruangan-ruangan kosong.
“Wow, coba lihat itu! Ada mesin foto. Ayo kita foto di sana,” kata Ayla.
Mereka pun berfoto bersama.
“Banyak sekali kamu ambil fotonya, sakit mataku kena flash terus,” keluh Sahara.
“Hehe, maaf. Eh, cerminku hilang, sepertinya jatuh di pintu masuk tadi. Aku pergi sebentar ya,” ucap Ayla.
“Ya, sudah,” sahut Sahara. Setelah Ayla pergi, diam-diam Sahara berfoto sendiri. Saat flash menyala, tiba-tiba seluruh lampu padam. Sebuah foto keluar dari mesin, menampakkan sosok samar di belakang Sahara—wanita dengan senyum lebar yang seram. Merinding, Sahara cepat-cepat keluar dari ruangan, sambil mengeluarkan ponselnya untuk panggilan video.
“Ayla, kamu di mana?! Tolong cepat ke sini!” seru Sahara ketakutan.
“Bisa tidak kau pelankan suaramu, Sahara? Ada sesuatu yang aneh di sini. Aku melihat seorang wanita berjalan di lorong dengan tangan panjang yang terseret ke lantai. Aneh sekali. Di dinding juga ada tulisan aneh yang sebelumnya tidak ada: ‘JANGAN BERGERAK KETIKA LAMPU PADAM’. Aku akan tunjukkan dengan kamera belakang. Kau lihat kan? Tempat ini memang tidak beres!” ucap Ayla.
“Tunggu, ke mana wanita itu tadi? Aku tidak melihatnya lagi. Sahara, aku harap kau berjalan sekarang, menjauh dari situ, dan jangan bersuara, oke?”
“K-kenapa, Ayla?”
“Dia ada di belakangmu sekarang. Jangan menatapnya dari kamera, biar aku yang melihatnya. Aku akan memandu kamu menghindarinya.”
Sahara pun berjalan perlahan, mengikuti arahan Ayla untuk menjauhi sosok itu. Tiba-tiba, lampu kembali padam, terdengar suara seretan mendekat cepat ke arah Sahara. Lampu menyala lagi, dan…
Bersambung…
Penulis: Bang Meindra Indra