Pada tahun 1920-an, di pinggiran kota terpencil, berdiri sebuah rumah besar yang dikenal dengan nama “Rumah Terkutuk.” Rumah itu terisolasi dari pemukiman dan selalu ditutupi kabut tebal, memberikan kesan misterius dan menakutkan bagi siapa pun yang melewatinya.
Konon, rumah itu dulunya dimiliki oleh keluarga kaya raya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak pada suatu malam. Rumor di kalangan penduduk setempat menyebutkan bahwa keluarga itu telah menjadi korban kutukan mengerikan. Sejak saat itu, Rumah Terkutuk dianggap sebagai tempat yang angker dan dihuni oleh roh-roh jahat dan hal gaib lainnya.
Generasi demi generasi, cerita tentang Rumah Terkutuk terus berkembang, menambahkan daya tarik misterius pada tempat itu. Hingga suatu hari, sekelompok teman petualang memutuskan untuk mengunjungi rumah itu dan mengungkap kebenaran di balik legenda tersebut. Kelompok petualang itu terdiri dari lima orang: Mey, pemimpin kelompok yang pemberani; Anna, wanita berani yang senang dengan hal-hal supranatural; Tasya, seorang peneliti paranormal; Deri, pria yang skeptis namun penasaran; dan Hasanah, yang terkenal dengan intuisinya yang tajam.
Pada malam yang dingin dan berkabut, kelompok tersebut berangkat menuju Rumah Terkutuk. Mereka menggunakan peralatan paranormal untuk mencatat dan merekam segala aktivitas yang mereka temui.
Semua merasa campur aduk, campuran antara ketakutan dan kegembiraan menyelimuti mereka. Ketika mereka tiba di depan pintu utama rumah, pintu itu tiba-tiba terbuka dengan sendirinya, menampakkan kegelapan yang menakutkan di dalamnya. Mey berusaha menyembunyikan ketakutannya dan memimpin kelompok itu masuk. Setelah memasuki rumah, langkah-langkah mereka terdengar seperti gema menakutkan di lorong-lorong yang gelap. Mereka menyalakan senter dan lampu UV untuk membantu melihat dengan lebih jelas.
Suasana semakin menyeramkan karena desiran angin dan suara-suara aneh yang terdengar dari sudut-sudut ruangan. Tasya, yang memiliki kemampuan supranatural, merasa ada aura jahat yang kuat di dalam rumah itu. Ia merasakan keberadaan beberapa roh penasaran yang terus mengawasi mereka. Semakin jauh mereka menjelajahi rumah, semakin intens keberadaan roh-roh itu dirasakan.
Pada hari pertama mereka memutuskan untuk menginap sembari melihat sekeliling ruangan yang ada di rumah itu, Mey dan Anna mempersiapkan tempat tidur mereka, sementara yang lain menyiapkan makan malam yang akan mereka santap sebelum akhirnya mereka menjelajah rumah tersebut. Malam hari pun tiba, tidak ada apa yang terjadi selain mereka tertidur pulas.
Suatu ketika, Anna sedang asyik bermain ponsel di kamar tengah rumah itu, sedangkan kedua temannya yang lain ada di ruang tengah dan kamar belakang. Saat Anna asyik melihat online shop, tiba-tiba sesosok bayangan melintas di depan pintu kamar. Pada awalnya, bayangan itu Anna abaikan saja dan tetap melanjutkan aktivitasnya, namun bayangan itu melewati tepat di depan matanya. Anna tertegun sejenak mencerna pikirannya, “Apa yang aku lihat?” pikirnya dalam hati. Rasa takut menyelimuti Anna, suasana kamar yang biasanya sejuk tiba-tiba terasa sangat dingin dan suram.
Sejenak Anna menghentikan aktivitasnya dan mencoba menenangkan pikirannya yang mulai kacau. Saat Anna mencoba untuk tenang, tak jauh dari depan kamar Anna mendengar Deri memanggil namanya. Anna terdiam sejenak hingga ia membalas panggilan itu dan tidak ada jawaban. Anna yang mulai merasa hawa kamar itu sudah tidak enak akhirnya mencoba untuk bangkit lalu berjalan keluar kamar. Anna berjalan perlahan keluar, saat ia melangkahkan kakinya, ia dikejutkan dengan suara teriakan dari kamar belakang.
“Aaaaaghhhk!” Anna yang terkejut langsung panik menuju kamar belakang karena suara teriakan itu mirip sekali dengan suara Deri, temannya. Sesampainya di depan pintu kamar belakang, Anna melihat sosok Deri yang membelakanginya dengan kepala yang berdarah bercucuran ke bawah, membasahi lantai kamar itu. Deri menatap pojok kamar dengan tatapan kosong. Anna yang melihat itu sontak terkejut dan takut terjadi apa-apa pada Deri. Anna perlahan mencoba mendekat ke arahnya. “Der, kamu nggak apa-apa?” ujar Anna kepadanya. Terlihat Deri tetap berdiri tanpa membalas Anna.
Dengan ketakutan, Anna mencoba memberanikan diri mendekat ke arahnya walaupun sekelilingnya terasa sangat dingin, seolah-olah ia berada di tempat yang berbeda saat itu. Perlahan Anna mengangkat tangannya hendak memegang pundak Deri. Sedikit lagi tangan Anna sampai di pundaknya, tiba-tiba…
“Anna, kamu ngapain di situ?” Anna terkejut bukan main mendengar suara Deri yang berada di belakangnya. Saat Anna menoleh, ia melihat sosok Deri yang berdiri seolah kebingungan melihat Anna.
Sesaat kemudian, Anna membalikkan badan untuk menoleh lagi ke arah pojok kamar. Sosok yang ia lihat tadi hilang lenyap begitu saja dalam hitungan detik. Rasa takut akhirnya menyelimutinya dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kemudian teman-teman yang lain datang menenangkan Anna yang terlihat sangat syok. Kejadian itu tidak diceritakan Anna pada siapa pun sampai hari berikutnya.
Pada hari berikutnya, mereka memutuskan untuk melakukan sesi spiritisme di salah satu ruangan yang dikenal sebagai “Ruang Hitam.” Ruangan itu konon menjadi tempat aktivitas paranormal paling intens di Rumah Terkutuk itu. Di tengah sesi, suasana semakin menegangkan ketika lampu senter tiba-tiba mati. Hanya cahaya lilin yang redup yang menerangi ruangan. Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang datang mendekat dari balik pintu. Hati mereka berdebar kencang, mencari tahu sumber suara itu. Calista, yang berani, memutuskan untuk memeriksa pintu.
Ketika pintu terbuka, mereka melihat bayangan hitam yang menghilang begitu saja di balik tembok. Mereka yakin bahwa roh-roh jahat sedang menguji ketabahan mereka. Mey merasa seperti ada yang mengikuti mereka dari ruangan ke ruangan, dan Deri merasakan adanya energi dingin yang mencengkeram dirinya.
Ketika Tasya mencoba berkomunikasi dengan roh-roh itu, salah satu anggota kelompok tiba-tiba merasakan sesuatu yang menyentuhnya. Ia berteriak ketakutan dan mencoba lari, tetapi takdir berkata lain. Tiba-tiba, pintu-pintu dan jendela rumah terkunci dengan sendirinya, mengurung mereka di dalam. Cahaya lilin mulai bergerak-gerak dan menunjukkan bayangan-bayangan mengerikan di dinding. Mereka merasa ada kekuatan gaib yang mengambil alih kendali atas mereka.
Mey yang penuh tekad berusaha mengatasi rasa takutnya dan mengingatkan kelompok itu untuk tetap tenang. Namun, suasana semakin tegang, dan mereka menyadari bahwa mereka berada dalam bahaya besar. Dengan keberanian, mereka mencoba mengatasi segala rintangan gaib yang menghadang, berusaha mencari cara untuk keluar dari rumah itu.
Akhirnya, mereka menemukan buku kuno yang menyebutkan cara untuk mengusir roh jahat dari rumah tersebut. Mereka segera mengikuti petunjuk yang ada dalam buku tersebut, dan dengan ritual yang serius, mereka berhasil mengusir roh-roh jahat dari Rumah Terkutuk.
Cahaya kembali menyala, dan pintu-pintu terbuka, membebaskan mereka dari penjara mengerikan itu. Dengan perasaan lega dan rasa bangga atas pencapaian mereka, kelompok petualang itu keluar dari Rumah Terkutuk. Mereka membawa pulang cerita misteri dan pengalaman supranatural yang tak terlupakan.
Sejak malam itu, Rumah Terkutuk tetap menjadi tempat yang menakutkan bagi banyak orang. Namun, kelompok petualang itu mengambil hikmah dari pengalaman mereka dan belajar bahwa terkadang keberanian dan kebersamaan adalah kunci untuk menghadapi misteri-misteri yang menakutkan.
Cerita oleh: Ummi Khurnia Farti
Gambar: Bing Image
Sumber: Bubupedia