Riddle: Pelarian Dari Medan Perang



War of Death

Image from Pinterest

Aku adalah seorang tentara. Aku membela bendera negaraku dalam perang melawan negara tetangga. Meskipun demikian, aku sangat tidak suka dengan perang ini. Keluargaku dibantai, dan aku juga terpaksa harus membantai keluarga musuh demi melaksanakan perintah atasan.

Hal itu terus berjalan karena memang aku adalah tentara dan sudah sepantasnya tentara mematuhi setiap perintah atasannya.

Hingga suatu ketika, aku merasa muak dan kesal. Kekuatan tentara musuh sudah tidak bisa dibendung. Maju melawan sama saja bunuh diri. Namun, atasanku memerintahkanku dengan sangat tegas untuk maju sampai titik darah penghabisan. Bahkan, dia sudah mempersiapkan sisa-sisa tank dan prajurit terakhirnya untuk maju dan menempati posisi komando yang lebih strategis.

Itulah kenapa aku memutuskan untuk berhenti menjadi tentara dan berniat pulang.

Di markas, tepatnya di tenda pemerintah, aku membanting helmku sendiri dan mengatakan bahwa aku sudah tidak mau menjadi tentara dan ingin pulang ke rumah. Aku tidak peduli jika aku akan dicap sebagai pengecut. Yang aku tahu hanyalah aku ingin bertemu dengan istriku.

Awalnya, aku kira atasanku akan memarahiku dan memberiku hukuman mati. Namun ternyata tidak. Dia malah mengizinkanku untuk pulang dan bertemu istriku, namun dengan melakukan satu misi terakhir.

Misinya adalah membawa sekitar 200 pengungsi keluar dari medan perang. Rute yang ditunjuknya jelas: hutan, melewati sungai, kemudian ke arah padang rumput luas di sebelah bunker pertahanan musuh.

Aku awalnya menolak ide itu saat dia mengatakan bahwa kami harus melewati bunker musuh. Namun, dia meyakinkan bahwa bunker itu sudah tidak ditempati, dan pernyataannya telah dikonfirmasi kebenarannya oleh satuan intelijen kami.

Akhirnya, aku percaya padanya dan segera keluar dari medan perang, melewati rute yang dia sebutkan bersama 200 pengungsi.


Sumber: Ham sama, Unsolved Indonesia, Bubupedia
Gambar: Pinterest



Share on:

Like this article? Consider leaving a

Tip

Related Post